Cukup menarik salah satu ungkapan Benjamin S.
Bloom bahwa, hasil penilaian tidak mutlak dan tidak abadi karena siswa terus
berkembang sesuai dengan pengalaman belajar yang dialaminya. Hal ini menjadi
menarik ketika paradigma pendidikan di Indonesia hanya terkesan berfokus pada ranah
kognitif saja. Dengan kata lain terkesan bahwa parameter keberhasilan siswa hanya
ketika siswa bisa menjawab pertanyaan yang diinginkan guru. Padahal proses
berfikir, sikap dan kreativitas merupakan aspek yang tak kalah penting sebagai
parameter keberhasilan siswa dalam proses belajar.
Salah satu metode yang dapat merekam perkembangan
siswa dari waktu ke waktu adalah metode portofolio. Pengertian portfolio
sendiri secara sederhana adalah laporan lengkap (port; report berarti laporan, dan
folio berarti penuh, lengkap, atau panjang). Sebagai suatu wujud benda fisik,
portofolio adalah bundel, yaitu kumpulan atau dokumentasi hasil pekerjaan
peserta didik yang disimpan pada suatu bundel. Misalnya hasil tes awal
(pre-test), tugas, catatan anekdot, piagam penghargaan, keterangan melaksanakan
tugas terstruktur, hasil tes akhir (post-test) dan sebagainya.
Portofolio merupakan collection of learning
experience yang terdapat di dalam pikiran peserta didik, baik yang berwujud
pengetahuan (kognitif), keterampilan (skill), maupun sikap (afektif). Portfolio
akan merangkum berbagai informasi secara berkala, berkesinambungan, dan
menyeluruh, tentang proses dan hasil pertumbuhan dan perkembangan wawasan
pengetahuan, sikap, dan keterampilan perserta didik yang bersumber dari catatan
dan dokumentasi pengalaman belajar.
Bentuk-bentuk penilaian portofolio antara lain
sbb :
- Kertas kerja yang berisi penilaian atas hasil kerja / kegiatan yang di berikan kepada siswa, tentunya di berikan nilai absolute untuk mempermudah penilaian
- Buku catatan khusus (Anecdotal record) yang mencatat segala bentuk kejadian mengenai perilaku siswa, khususnya selama berlangsungnya proses pembelajaran termasuk sosialisasinya
- Respon yang di berikan siswa terhadap pertanyaan-pertanyaan yang diberikan
- Tes screening yang berguna untuk mengidentidfikasi keterampilan siswa setelah pengajaran dilakukan, misalnya: tes hasil belajar, PR, LKS
- Bisa di tambahkan dengan pemberian ”star” atau bintang untuk siswa yang berhasil mendapatkan nilai atau penilaian yang baik (excellent) : optional
Metode penilaian yang selama ini
diterapkan di sekolah - sekolah adalah
model tes tertulis atau tes standar yang hanya mengukur tingkat kemampuan
kognitif siswa saja. Berbeda dengan tes standar, portofolio memiliki beberapa
kelebihan. Berikut ini beberapa perbedaan mendasar antara tes standard dan penilaian
portofolio:
No
|
Penilaian dengan Portofolio
|
Penilaian dengan Tes Standar
|
1.
|
Menilai siswa
berdasarkan hasil kerja yang berkaitan dengan kinerja yang dinilai
|
Menilai siswa
berdasarkan pencapaian tujuan tertentu
|
2.
|
Siswa ikut serta
dalam menilai kemajuan yang dicapai dalam penyelesaian berbagai tugas yang
dinilai
|
Penilaian hanya
dilakukan oleh guru berdasarkan masukan yang terbatas
|
3.
|
Mewujudkan proses
penilaian kolaboratif
|
Proses penilaian
tidak ada kerjasama antara guru, siswa dan orang tua
|
4.
|
Bertujuan agar
siswa mampu menilai diri sendiri
|
Kemampuan siswa
dalam menilai diri sendiri bukan merupakan tujuan pembelajaran
|
5.
|
Menilai
kemajuan,proses, dan pencapaian akhir
|
Yang dinilai
hanyalah hasil akhir
|
6.
|
Dapat mengevaluasi
kebutuhan, minat, kemampuan akademik, dan karakteristik siswa secara individual
|
Hanya mengevaluasi
siswa dalam kemampuan kognitif tingkat rendah
|
7.
|
Mengembangkan
potensi siswa dalam melakukan self assesment (keterampilan
menemukan kelebihan dan kekurangannya sendiri, serta kemampuan untuk
menggunakan kelebihan tsb dalam
mengatasi kelemahannya, yang merupakan kompetensi dasar yang harus dimiliki
siswa)
|
Memberikan informasi kepada
siswa mengenai kemampuan akademiknya, melalui nilai yang diperolehnya setelah
mengikuti tes tertentu (formatif, sumatif, UAN)
|
Aspek yang diukur dalam penilaian portofolio
adalah tiga domain perkembangan psikologi anak yaitu kognitif, afektif dan
psikomotorik. Jadi tidak ada salahnya jika kita mencoba metoda lengkap dan yang
berdampak positif terhadap perkembangan siswa.
Sumber:
Felissa , Ria. Penilaian Dengan Metode Portfolio Pada Anak Didik,
Why Not ?
Chatib, Munif. 2012. Sekolahnya Manusia:
Sekolah berbasis Multiple Intelligneces di Indonesia. Bandung: Kaifa
0 komentar:
Posting Komentar