Pages

Senin, 03 Juni 2013

Sekolahnya Manusia : Sekolah Berbasis Multiple Intelligences di Indonesia

Munif Chatib dalam bukunya yang berjudul Sekolahnya Manusia menyoroti dan mengkritisi dalam penyelenggaraan pendidikan di Indonesia secara cerdas dan komperhensif serta solutif. Tidak hanya mengkritisi tapi juga memberikan solusi praktis yang terbukti memberikan angin segar terhadap keterpurukan konsep pendidikan Indonesia dengan mengenalkan konsep Multiple Intelligences.
Penulis buku ini mengatakan banyak sekolah yang sadar atau tidak malah membunuh banyak potensi siswa-siswa didiknya. Beliau sadar betul bahwa sekolah di Indonesia selayaknya hanyalah tempat yang menjadikan manusia yang awalnya memiliki potensi luar biasa dikerdilkan layaknya robot. Singkatnya seperti Sekolahnya Robot yang hanya mengajarkan aspek kognitif saja dan hasil atau kualitasnya hanya ditentukan dari tes lisan maupun tertulis. Sedangkan sekolahnya manusia adalah sekolah berbasis Multiple Intelligences, yaitu sekolah yang menghargai berbagai jenis kecerdasan siswa.
Hakikatnya adalah seorang anak dikatakan cerdas bukan hanya karena kecerdasan kognitif semata. MI mengajak kita untuk melihat potensi kecerdasan setiap anak yang berbeda. Tidak ada anak yang bodoh, setiap anak berhak untuk mendapatkan pendidikan di tempat yang terbaik dan dengan cara yang terbaik. Yang diutamakan dalam MI ini adalah The Best Process dan bukan The Best Input.
Dalam buku ini juga disampaikan tentang Multiple Intelligences Research (MIR). MIR adalah alat/metode test untuk melihat potensi kecerdasan anak, sehingga anak diketahui mana kecerdasan anak yang paling dominan. Dari hasil MIR inilah guru dan orang tua murid dapat mengetahui metode apa yang paling tepat untuk mengasah kecerdasan siswa.
Sekolahnya Manusia, halaman 56: DR Howard Gardner mengatakan ada delapan kecerdasan.

1. Kecerdasan Linguistik
Komponen Inti: kepekaan pada bunyi, struktur, makna, fungsi kata dan bahasa.
Berkaitan dengan kemampuan membaca, menulis, berdiskusi, berargumentasi, berdebat.

2. Kecerdasan Matematis-Logis
Komponen Inti: kepekaan pada memahami pola-pola logis atau numeris, dan kemampuan mengolah alur pemikiran yang panjang.
Berkaitan dengan kemampuan berhitung, menalar dan berpikir logis, memecahkan masalah.

3. Kecerdasan Visual-Spasial
Komponen Inti: kepekaan merasakan dan membayangkan dunia gambar dan ruang secara akurat.
Berkaitan dengan kemampuan menggambar, memotret, membuat patung, mendesain.

4. Kecerdasan Musikal
Komponen Inti: kepekaan dan kemampuan menciptakan dan mengapresiasikan irama, pola titi nada dan warna nada serta apresiasi bentuk-bentuk ekspresi emosi musikal.
Berkaitan dengan kemampuan menciptakan lagu, mendengar nada dari sumber bunyi atau alat-alat musik.

5. Kecerdasan Kinestetis
Komponen Inti: kemampuan mengontrol gerak tubuh dan kemahiran mengola objek, respons dan refleks.
Berkaitan dengan kemampuan gerak motorik dan keseimbangan.

6. Kecerdasan Interpersonal
Komponen Inti: kepekaan mencerna dan merespons secara tepat suasana hati, temperamen, motivasi dan keinginan orang lain.
Berkaitan dengan kemampuan bergaul dengan orang lain, memimpin, kepekaan sosial yang tinggi, negosiasi, bekerjasama, mempunyai empati yang tinggi.

7. Kecerdasan Intrapersonal
Komponen Inti: memahami perasaan sendiri dan kemampuan membedakan emosi, pengetahuan tentang kekuatan dan kelemahan diri.
Berkaitan dengan kemampuan mengenali diri sendiri secara mendalam, kemampuan intuitif dan motivasi diri, penyendiri, sensitif terhadap nilai diri dan tujuan hidup.

8. Kecerdasan Naturalis
Komponen Inti: keahlian membedakan anggota-anggota spesies, mengenali eksistensi spesies lain, dan memetakan hubungan antara beberapa spesies baik secara formal maupun non-formal.
Strategi Pembelajaran Multiple Intelligences
Strategi pembelajaran memang memiliki nilai positif lebih banyak ketimbang strategi lainya, setiap guru bebas memilih dan merancang proses pembelajaranya sendiri. Setiap daerah dan bahkan antara sekolah satu dan lainya saling berbeda. Hal ini merupakan keuntungan dalam bidang perencanaan proses pembelajaran sekaligus kelemahannya.
Langkah 1. Strategi pembelajaran yang baik adalah batasi waktu guru dalam melakukan presentasi (30%), limpahkan waktu terbanyak (70%) untuk aktivitas siswa. Dengan aktivitas tersebut, secara otomatis siswa akan belajar.
Langkah 2. Untuk merancang strategi pembelajaran terbaik adalah gunakan modalitas belajar yang tertinggi, yaitu dengna modalitas kinestetis dan visual dengan akses informasi melihat, mengucapkan, dan melakukan.
Langkah 3. Strategi pembelajaran terbaik adalah mengaitkan materi yang diajarkan dengan aplikasi dalam kehidupan sehari-hari yang mengandung keselamatan hidup.
Langkah 4. Strategi pembelajaran terbaik adalah menyampaikan materi kepada siswa dengan melibatkan emosinya. Hindarkan pemberian materi secara hambar dan membosankan.
Langkah 5. Strategi pembelajaran yang terbaik adalah pembelajaran dengan melibatkan partisipasi siswa untuk menghasilkan manfaat yang nyata dan dapat langsung dirasakan orang lain. Siswa merasa mempunyai kemampuan untuk menunjukkan eksistensi dirinya.



1 komentar:

ihyamars mengatakan...

Sekolahnya Manusia memang paling bagus karena menggunakan metode multiple intelligences

Posting Komentar